Yer 31:3

Yer 31:3
"I've never quit loving you and never will. Expect love, love, and more love! (The Message)

I have loved you with an everlasting love...

Kamis, 31 Maret 2011

For in His way He will provide

Semakin sulit untuk taat ketika pilihan yang ditawarkan Allah terlihat sangat merugikan dibanding tawaran dunia. Apalagi ditambah dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki :( pengeeeeeeeeeen banget buat gak ikutin maunya Tuhan, tapi rasanya gelisah…. Walaupun hati kecil terus teriak-teriak: “He will provide”, tapi nalar manusia terus2an menolak. Then I remember His promise “Hendaklah engkau setia sampai mati dan AKU akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”, and I decide to obey. For in His way, He will provide! Allah akan menyediakan seturut dengan Kasih Karunia-Nya, dan aku yakin Kasih Karunia-Nya itu berlimpah-limpah bagi anak-Nya yang mau taat pada-Nya. I do Lord, I will trust and obey You.

Kami (aku dan Mas Tyan) sedang memproses pembelian rumah bekas di Depok yang rencananya nanti akan kami tempati setelah menikah. Sekarang ini rumahnya sedang dalam proses pengajuan KPR. Kami sudah memperhitungkan segala biayanya, dan menurut itung2anku sih semua biaya awal untuk KPR dan pajak sanggup kami bayar, walaupun sambil menanti kondisi keuangan pasca pernikahan kami nantinya. Minggu lalu kami dipanggil oleh penjualnya untuk datang ke bank bersangkutan membicarakan masalah KPR ini, dan disini tiba-tiba beliau memastikan bahwa yang harus membayar semua pajak adalah kami. Padahal kesepakatan semula (menurut ingatanku), kami membayar pajak masing-masing, aku bayar BPHTB trus penjualnya bayar PPhTB. Tapi menurut penjualnya kamilah yang harus menanggung semua pajak itu =(

Kemudian notarisnya menghitung nilai pajaknya, kami langsung kaget karena jumlahnya kecil, tidak sesuai dengan perhitungan kami. Ternyata notaris itu menghitung berdasarkan NJOPnya dinaikkan sedikit. Padahal di peraturan itu udah jelas banget disebutin kalau dasar perhitungan yang dipakai adalah nilai yang lebih besar antara harga jual dengan NJOP. Sedangkan harga jual rumah yang disepakati dua kali lipat lebih dari NJOPnya. Makanya pajaknya gak sampai setengah dari perhitungan kami (yang sesuai dengan aturan). Penjualnyapun membujuk untuk mengikuti perhitungan notaris yang jelas-jelas melanggar aturan.

Ketika sampai di kantor, aku hitung ulang dana yang kami miliki, yang ternyata bener2 pas dengan nilai yang ditawarkan oleh notaris. Dibanding dengan kalau pakai hitungan kami sendiri, dihitung sampai botakpun gak akan cukup uangnya. Sedangkan kalau kami putuskan untuk menutup kekurangannya dengan meminjam ke bank, artinya tanggungan kami ke depan akan makin berat. Aku bener-bener pusiiiiiiiiiiing!!! Kebutuhan akan rumah juga sangat mendesak, karena barang-barang kakakku yang di Bekasi harus diangkut ke rumah itu (Kakakku pindah ke Rembang) sebelum bulan Juni. Kalau mau cari rumah lagi bakal susah dan lama lagi. Dalam kondisi seperti ini, tawaran notaris itu benar-benar menggiurkan. Akhirnya aku berdoa dan bilang sama Tuhan kalau aku mau taat, aku mau mengawali kehidupan pernikahan kami di dalam ketaatan kepada Tuhan, dan aku memohon pertolongan Roh Kudus untuk menjaga kami dalam mengambil setiap keputusan.

Nah, Tuhan itu memang baik. Dalam waktu-waktu yang seperti ini, melalui Firman-Nya, Dia terus-terusan menyatakan janji-Nya untuk mencukupkan segala kebutuhan kami. Mas Tyan menikmati waktu-waktu persiapan PA nya untuk pelayanan di PAKJ Bulan ini, juga Firman yang dia baca dalam saat teduhnya tiap pagi. Aku sendiri sangat menikmati PA buat persiapan KKP tentang providentia Allah kepada Ruth, seorang wanita asing dari Moab, janda, tidak memiliki anak dan sangaaaaaaat miskin. Saking miskinnya, dia memungut sisa-sisa jelai yang dipanen di ladang orang. Jelai itu adalah sejenis padi-padian, bentuknya bulat dan keras, biasanya untuk makanan ternak. Ruth memungut makanan ternak ini untuk dia makan bersama mertuanya. Dia bekerja keras dari pagi hingga petang, setiap hari sampai musim menuai ini selesai. Dia memang perempuan yang inisiatif, rajin dan pekerja keras. Tapi bekerja sekeras apapun dia, tetap gak akan banyak merubah kondisinya KECUALI Allah sendiri bertindak oleh karena kasih karunia-Nya yang berlimpah-limpah. Akhirnya melalui Boas, Allah menyatakan pemeliharaan-Nya kepada Rut, sehingga dia tidak hanya diperbolehkan memungut jelai di ladang Boas untuk memenuhi kebutuhan makanannya pada musim itu. Tetapi Boas bahkan rela menikahinya, yang berarti Boas juga harus menebus tanah milik Naomi, mertua Rut. Dan anugerah yang lebih besar lagi adalah ketika Rut menjadi nenek moyang Sang Raja Daud, terlebih Sang Raja Segala Raja, Yesus Kristus Tuhan kita. Dan nama Rut dicatat di Injil Matius dalam Silsilah Yesus.

Rut yang awalnya seorang yang nol, tanpa suami, tanpa anak dan tanpa harta, menjadi penuh berlimpah-limpah bersama Allah. Firman inilah yang semakin menguatkan dan meyakinkan aku bahwa pilihan kami untuk TAAT itu bukanlah pilihan salah atau konyol, tapi pilihan terbaik dari segala pilihan lain yang ditawarkan dunia ini. Meskipun sampai hari ini kami masih bergumul bagaimana caranya membayar semua biaya ini, tapi hati kami merasa damai. Aku jadi merasa seperti seekor anak rajawali yang berada dalam badai besar tapi tinggal tenang karena dalam naungan sayap Tuhanku, sangat damai dan tentram. Allahku yang kaya pasti mencukupkan kebutuhanku sesuai dengan kemurahan-Nya yang berlimpah-limpah. Dan peristiwa ini mengajarkan aku untuk semakin bergantung penuh pada kemurahan Allah. Aku orang yang sangat detail dan realistis dalam merencanakan segala sesuatu, dan sangat terganggu dengan perubahan sekecil apapun. Jadi perubahan yang besar dalam rencana ini sudah tidak tertampung lagi dalam otakku, dan aku gak bisa lagi membuat rencana untuk kehidupan keuangan kami selanjutnya. Selama ini memang aku terlalu banyak bergantung pada rencanaku. Inilah saatnya untuk bergantung penuh pada Allahku. Fully totally submit to God, for in His way He will provide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer