Sudah pernah dengar kisah tentang Perempuan Sunem?
Kalau belum, baca dulu yuk di 2 Raj 4:8-37 dan 8:1-6
Saat pertama baca kisah Perempuan Sunem dan anaknya, aku kira Nabi Elisa lah yang mendatangi perempuan Sunem ini. Seperti kisah Elia dengan janda di Sarfat. Let's check it out!
Ternyata justru perempuan ini yang mengundang Elisa, dan setelah undangan itu, Elisa singgah di rumahnya not only once or twice, but always.
Perempuan Sunem yang kaya ini memiliki kepekaan akan kebutuhan pelayan Tuhan, yaitu nabi Elisa. Nabi Elisa terbiasa menempuh perjalanan jauh dari israel sampai Yehuda, melalui jalan yang berbukit dengan berjalan kaki. Tempat Elisa di gunung Karmel masih sekitar 16-17 mill jauhnya dari Sunem. Perempuan ini melihat bahwa Elisa adalah abdi Allah yang kudus (ay 9), dan dia mau memberi diri dipakai Allah untuk mendukung pelayanan Elisa. Perempuan Sunem ini not only offer her place untuk Elisa singgah, tapi dia sengaja menyediakan tempat khusus agar Elisa tinggal di rumahnya. Zaman dulu, orang biasanya membuat kamar atas khusus untuk berdoa. Let's check Daniel 6:11
Kalau belum, baca dulu yuk di 2 Raj 4:8-37 dan 8:1-6
Saat pertama baca kisah Perempuan Sunem dan anaknya, aku kira Nabi Elisa lah yang mendatangi perempuan Sunem ini. Seperti kisah Elia dengan janda di Sarfat. Let's check it out!
Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan.
Ternyata justru perempuan ini yang mengundang Elisa, dan setelah undangan itu, Elisa singgah di rumahnya not only once or twice, but always.
Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
Perempuan Sunem yang kaya ini memiliki kepekaan akan kebutuhan pelayan Tuhan, yaitu nabi Elisa. Nabi Elisa terbiasa menempuh perjalanan jauh dari israel sampai Yehuda, melalui jalan yang berbukit dengan berjalan kaki. Tempat Elisa di gunung Karmel masih sekitar 16-17 mill jauhnya dari Sunem. Perempuan ini melihat bahwa Elisa adalah abdi Allah yang kudus (ay 9), dan dia mau memberi diri dipakai Allah untuk mendukung pelayanan Elisa. Perempuan Sunem ini not only offer her place untuk Elisa singgah, tapi dia sengaja menyediakan tempat khusus agar Elisa tinggal di rumahnya. Zaman dulu, orang biasanya membuat kamar atas khusus untuk berdoa. Let's check Daniel 6:11
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Nah, kamar atas ini sengaja dibangun khusus agar Elisa tinggal dan berdoa.
Perempuan Sunem yang tidak disebutkan namanya ini mau membuka hati, memberi diri dan membuka pintu rumahnya. Dari sinilah kuasa Allah bekerja dan memberkati kehidupan perempuan ini dan rumah tangganya.
Pertama: berkat keturunan
Dia adalah orang yang tulus. Ini sangat terlihat ketika Elisa bertanya ttg apa yang dia butuhkan, perempuan ini menjawab di ayat 13 BIS
Perempuan Sunem yang tidak disebutkan namanya ini mau membuka hati, memberi diri dan membuka pintu rumahnya. Dari sinilah kuasa Allah bekerja dan memberkati kehidupan perempuan ini dan rumah tangganya.
Pertama: berkat keturunan
Dia adalah orang yang tulus. Ini sangat terlihat ketika Elisa bertanya ttg apa yang dia butuhkan, perempuan ini menjawab di ayat 13 BIS
"Saya tinggal di antara kaum keluarga saya dan tidak kekurangan apa-apa."
Perempuan ini merasa cukup dengan apa yang dia miliki, dan dia tidak menuntut balasan apapun atas pertolongan yang diberikan kepada Elisa. Tapi Gehazi, pelayan Elisa nyeletuk" dia gk punya anak dan suaminya udah tua" Then, why she didn't ask a child? Padahal di zaman itu, orang israel akan sangat memandang rendah seorang wanita yang tidak memiliki anak. Mereka juga memandang berkat Tuhan hanya dari 3 hal yaitu harta, umur panjang dan keturunan yang banyak. Bukankah sudah sewajarnya kalau perempuan ini meminta anak. But she didn't. Maybe, selain karena dia sudah merasa cukup puas dan bersyukur dengan apa yang dia miliki (harta, kehormatan, dan suami yang berumur panjang), dia juga tidak yakin bahwa Tuhan, melalui Elisa sanggup memenuhi kebutuhannya, yang sedang berusaha dia tutupi.
Well, tapi Tuhan itu sangatlah baik, sekalipun ni perempuan gak minta, tapi Tuhan kasih, not only once, but twice. Hah?? Yup, twice. Karena si anak ini sempat meninggal, tapi kemudian di hidupkan kembali. God is Good!
Kedua: Perempuan ini semakin peka dan hati suaminya percaya kepadanya.
Anak yang lama dia nantikan itu lahir dan sudah menjadi besar. Suatu ketika ni anak sakit, tapi suaminya have no idea what to do. Jadi cuma dibiarkan saja dipangkuan ibunya sampai akhirnya meninggal. Coba deh posisikan dirimu sebagai perempuan ini, gimana pedih hatinya. Anak yang sudah sangat lama dinantikan, baru beberapa tahun dia asuh dan sayangi, tiba2 meninggal. That was so sad. Tapi perempuan ini tidak berlarut-larut dalam kesedihannya. Dia peka dan tahu apa yang harus dia lakukan, yaitu datang kepada Tuhan, kepada Pribadi yang telah mengaruniakan anak ini padanya. Zaman dulu, nabi adalah wakil Tuhan yang menjadi perantara DIA melakukan mukjizat maupun menyampaikan Firman. Perempuan itu datang ke Nabi Elisa sebagai wakil Allah. Dalam kesedihannya, dia datang ke tempat yang benar.
Nah, balik lagi deh, tadi waktu anaknya sakit si suami have no idea what to do kan, jd si anak dibiarin aja mpe meninggal. Akhirnya si istri yang punya inisiatif untuk pergi ke Elisa. Perempuan ini gak langsung asal pergi gitu aja lho, dia sangat menghormati suaminya, makanya dia sampaikan dulu tuh keinginan hatinya ke suami. Ketika suaminya tanya mengapa? perempuan ini cuma jawab: (KJV) It shall be well. Cuma dijawab gitu aja, hati suaminya langsung percaya. You know, perempuan ini adalah istri yang submissive dan sangat menghormati suaminya, tapi dia juga punya inisiatif dan kemungkinan besar, hal-hal yang diusulkan olehnya selalu dipandang baik oleh suaminya sehingga hati suaminya percaya kepadanya. baca bagian ini aku langsung teringat pada kualitas istri yang takut akan Tuhan dalam Amsal 31:10-11
Perempuan ini merasa cukup dengan apa yang dia miliki, dan dia tidak menuntut balasan apapun atas pertolongan yang diberikan kepada Elisa. Tapi Gehazi, pelayan Elisa nyeletuk" dia gk punya anak dan suaminya udah tua" Then, why she didn't ask a child? Padahal di zaman itu, orang israel akan sangat memandang rendah seorang wanita yang tidak memiliki anak. Mereka juga memandang berkat Tuhan hanya dari 3 hal yaitu harta, umur panjang dan keturunan yang banyak. Bukankah sudah sewajarnya kalau perempuan ini meminta anak. But she didn't. Maybe, selain karena dia sudah merasa cukup puas dan bersyukur dengan apa yang dia miliki (harta, kehormatan, dan suami yang berumur panjang), dia juga tidak yakin bahwa Tuhan, melalui Elisa sanggup memenuhi kebutuhannya, yang sedang berusaha dia tutupi.
Well, tapi Tuhan itu sangatlah baik, sekalipun ni perempuan gak minta, tapi Tuhan kasih, not only once, but twice. Hah?? Yup, twice. Karena si anak ini sempat meninggal, tapi kemudian di hidupkan kembali. God is Good!
Kedua: Perempuan ini semakin peka dan hati suaminya percaya kepadanya.
Anak yang lama dia nantikan itu lahir dan sudah menjadi besar. Suatu ketika ni anak sakit, tapi suaminya have no idea what to do. Jadi cuma dibiarkan saja dipangkuan ibunya sampai akhirnya meninggal. Coba deh posisikan dirimu sebagai perempuan ini, gimana pedih hatinya. Anak yang sudah sangat lama dinantikan, baru beberapa tahun dia asuh dan sayangi, tiba2 meninggal. That was so sad. Tapi perempuan ini tidak berlarut-larut dalam kesedihannya. Dia peka dan tahu apa yang harus dia lakukan, yaitu datang kepada Tuhan, kepada Pribadi yang telah mengaruniakan anak ini padanya. Zaman dulu, nabi adalah wakil Tuhan yang menjadi perantara DIA melakukan mukjizat maupun menyampaikan Firman. Perempuan itu datang ke Nabi Elisa sebagai wakil Allah. Dalam kesedihannya, dia datang ke tempat yang benar.
Nah, balik lagi deh, tadi waktu anaknya sakit si suami have no idea what to do kan, jd si anak dibiarin aja mpe meninggal. Akhirnya si istri yang punya inisiatif untuk pergi ke Elisa. Perempuan ini gak langsung asal pergi gitu aja lho, dia sangat menghormati suaminya, makanya dia sampaikan dulu tuh keinginan hatinya ke suami. Ketika suaminya tanya mengapa? perempuan ini cuma jawab: (KJV) It shall be well. Cuma dijawab gitu aja, hati suaminya langsung percaya. You know, perempuan ini adalah istri yang submissive dan sangat menghormati suaminya, tapi dia juga punya inisiatif dan kemungkinan besar, hal-hal yang diusulkan olehnya selalu dipandang baik oleh suaminya sehingga hati suaminya percaya kepadanya. baca bagian ini aku langsung teringat pada kualitas istri yang takut akan Tuhan dalam Amsal 31:10-11
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
Perempuan yang peka, akan tahu apa yang Tuhan ingin dia lakukan, dan hati suaminyapun akan percaya kepadanya.
Ketiga: Eternal Blessing beyond everything
Kesimpulanku, kalau kita mau buka hati, buka diri dan buka pintu rumah kita untuk melayani Tuhan, Dia akan pakai kita secara luar biasa. Bila kita mau terus belajar dan jalin relasi kita dengan-Nya, kita akan makin bertumbuh. Bila kita mau TAAT dan SETIA dalam segala keadaan, kita akan diberkati secara luar biasa, beyond everything. Dan yang terpenting, He gave us eternal blessing first, coz segala sesuatu adalah inisiatif Tuhan, tinggal kita mau buka diri or not.
Ketiga: Eternal Blessing beyond everything
Perempuan ini mulai membuka diri untuk menjalin relasi dengan Elisa ketika dia mengundang Elisa untuk makan di rumahnya, dan dari sinilah she grew in faith. Ketika dia mau pergi kepada Elisa, saat anaknya meninggal, suaminya bertanya: "Mengapa mau pergi ke sana Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat?"
Ini menunjukkan bahwa tiap bulan baru dan hari Sabat perempuan ini selalu pergi ke tempat Elisa karena pada waktu-waktu tersebut adalah waktunya Nabi Elisa mengajar. It means, perempuan ini, setelah berelasi dengan Elisa (baca: Tuhan), dia selalu rindu untuk diajar. Dan dalam kehidupannya, sikapnya menunjukkan perubahan imannya yang semakin bertumbuh. Misalnya, ketika awalnya ditanya Elisa dia butuh apa, perempuan ini bilang gak butuh apa2 kan (seperti yg aku jelasin di atas, it shows that dia blm sepenuhnya percaya), kemudian ketika anaknya meninggal dia datang kepada Elisa, it shows that dia makin percaya pada TUHAN. Dan kalau di pasal 8:1-6 kita akan lihat kalau di perempuan ini TAAT banget ma Firman Tuhan yang disampaikan Elisa padanya, sekalipun itu susah. Jadi ceritanya, waktu itu akan terjadi bencana kelaparan trus perempuan itu disuruh ngungsi selama 7 tahun (bukan waktu yang sebentar lho, harus numpang di negeri orang sebagai orang asing). Udah gitu, 7 thn kemudian pas dia balik lagi ke rumahnya, semua harta miliknya udah diambil orang, padahal kan dia dulunya kayaaaa bgt. Tapi Tuhan sangat memperhitungkan ketika kita TAAT pada-Nya. Perempuan ini akhirnya ketolong sama Raja, jadi semua hartanya dibalikin. Dari narasi ini, kita bisa lihat kan pertumbuhan iman dia. Dari yang awalnya kurang percaya, dia mau terus belajar mpe dia bener2 dapat Percaya sepenuhnya pada Tuhan, sampai akhirnya dia TAAT dan bergantung penuh pada Tuhan. Such a beautiful story kan.Kesimpulanku, kalau kita mau buka hati, buka diri dan buka pintu rumah kita untuk melayani Tuhan, Dia akan pakai kita secara luar biasa. Bila kita mau terus belajar dan jalin relasi kita dengan-Nya, kita akan makin bertumbuh. Bila kita mau TAAT dan SETIA dalam segala keadaan, kita akan diberkati secara luar biasa, beyond everything. Dan yang terpenting, He gave us eternal blessing first, coz segala sesuatu adalah inisiatif Tuhan, tinggal kita mau buka diri or not.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar