Ini post udah ditulis dari 30 Nop tahun lalu, baru diselesaikan sekarang :(
Tapi tetep harus pengakuan dosa, aku gagal menyelesaikan tantangan ini, cuman bertahan sampai hari ke 23 setelah itu off sampai sekarang hiks hiks... Tiap kali mau mulai lagi, bingung mau lanjut ato mulai dari awal lagi. Waktu itu berhentinya karena 2 hal yang pertama karena lagi kesel jadi males nulis2 beginian trus kebawa males juga buat lanjutin tantangan. Penyebab kedua justru karena ngerasa dua bulan ini hubungan sama suami super duper baiiiiiiiiiiik banget. Aku sangat menikmati waktu yang berlimpah setiap hari bareng sama dia karena udah kelar kuliahnya, kita ada beberapa pergumulan tapi bisa kompak ngatasinya dan rukun2 aja, kyknya bertengkar baru sekali itupun cepet selesainya. Kita juga menikmati pembinaan bersama di kelas berakar, bertumbuh dan berbuah di gereja tiap Sabtu. Malah Sabtu ini kita jadi pelayan MC dan pemusik barengan. Jadi senaaaaaaaaaaang banget suasana rumah lebih dari 2 bulan ini, moga-moga bakal begini terus :)
Tapi salah gak ya kalau gara-gara sudah menikmati hubungan yang menyenangkan jadi lupa untuk ngelanjutin tantangan ini. Soalnya yang aku rasain justru doaku buat suamiku lebih natural dan sesuai sama pergumulan dan kebutuhan dia. Caraku mengekspresikan rasa kasih dan hormat ke dia juga lebih alamiah, tidak seperti sedang didekte harus begini harus begitu. Tapi memang 2 tantangan ini bagus juga sebagai guidance kalau udah bingung or mati gaya mau ngapain, en bisa kasih contoh untuk hal2 yang kadang tidak terpikirkan olehku.
31 Days Praying for Your Husband
Kemarin (Nop 2012) ada email dari salah seorang teman, yang aku pikir cukup bagus untuk bahan perenungan kami:
Aku berdoa semoga Tuhan karuniakan kasih yang kembali menyala dan berkobar bagi-Nya sehingga gak mengeluh or alesan capek buat melayani Dia.
Dan untukmu HuNny, aku berdoa semoga Tuhan kasih kamu hati dan hikmat untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Memiliki perspektif akan kekekalan, bukan sekedar hidup untuk di dunia ini saja. Aku berdoa semoga engkau menolak ilah-ilah dunia ini, dan Tuhan sendiri yang melindungimu dari godaannya. Menjauhkanmu dari keinginan daging konsumerisme dan teman-temannya, dan terus menolongmu untuk menikmati kesederhanaan hidup kita. Sederhana tapi gak pelit, dan yang paling penting punya hati untuk menjadi berkat dan berbagi dengan orang lain. Dan satu lagi, semoga kamu kembali menemukan passionmu untuk melayani Tuhan di bidang musik dan diakonia, dan Tuhan kasih lahan yang baik buat kamu kerjakan sehingga kamu menikmati pelayananmu, orang-orang diberkati melaluimu, dan terutama Nama Tuhan dimuliakan. Tuhan pasti menolong kita untuk menjadikan Dia pusat hidup kita, yang terutama dalam hidup kita.
30-Day Husband Encouragement Challenge
Day 18
Tapi tetep harus pengakuan dosa, aku gagal menyelesaikan tantangan ini, cuman bertahan sampai hari ke 23 setelah itu off sampai sekarang hiks hiks... Tiap kali mau mulai lagi, bingung mau lanjut ato mulai dari awal lagi. Waktu itu berhentinya karena 2 hal yang pertama karena lagi kesel jadi males nulis2 beginian trus kebawa males juga buat lanjutin tantangan. Penyebab kedua justru karena ngerasa dua bulan ini hubungan sama suami super duper baiiiiiiiiiiik banget. Aku sangat menikmati waktu yang berlimpah setiap hari bareng sama dia karena udah kelar kuliahnya, kita ada beberapa pergumulan tapi bisa kompak ngatasinya dan rukun2 aja, kyknya bertengkar baru sekali itupun cepet selesainya. Kita juga menikmati pembinaan bersama di kelas berakar, bertumbuh dan berbuah di gereja tiap Sabtu. Malah Sabtu ini kita jadi pelayan MC dan pemusik barengan. Jadi senaaaaaaaaaaang banget suasana rumah lebih dari 2 bulan ini, moga-moga bakal begini terus :)
Tapi salah gak ya kalau gara-gara sudah menikmati hubungan yang menyenangkan jadi lupa untuk ngelanjutin tantangan ini. Soalnya yang aku rasain justru doaku buat suamiku lebih natural dan sesuai sama pergumulan dan kebutuhan dia. Caraku mengekspresikan rasa kasih dan hormat ke dia juga lebih alamiah, tidak seperti sedang didekte harus begini harus begitu. Tapi memang 2 tantangan ini bagus juga sebagai guidance kalau udah bingung or mati gaya mau ngapain, en bisa kasih contoh untuk hal2 yang kadang tidak terpikirkan olehku.
31 Days Praying for Your Husband
Kemarin (Nop 2012) ada email dari salah seorang teman, yang aku pikir cukup bagus untuk bahan perenungan kami:
Hmmmm ya, aku rasa kalimat-kalimat di atas beberapa cukup mewakili kondisi kita (terutama aku). Dulu Kwitang-Bintaro aku anggap dekat saja walau harus pulang malam setelah dari kantor langsung KK ke kampus. Capeknya gak berasa apalagi kalau menyaksikan AKK yg bertumbuh dan makin setia ikut Tuhan. Tapi sekarang, boro2 mau KK lagi ke kampus, diajakin ikut paduan suara di gereja aja udah gak sanggup, capeknya naujubilleh hahaha... Apa mungkin kasihku sudah mulai berkurang ya...???ktb.2005.jakarta: [kawasrolanttarigan] Teman2, apa kabar? Eh, btw, setelah 4 tahun menjadi alumni, kita merasa gak sih makin potensialnya dunia alumni utk menjauhkan kita dari 'semangat mengejar kekekalan' seperti semangat kita sewaktu berapi-api melayani Tuhan dulu? entah seperti baru waktu bertobat atau waktu mahasiswa atau kapanpun tmn2 pernah ngerasain itu.
Orang2 yg dulu namanya sering terdengar di pelayanan, sekarang tak muncul lagi. Entah karena tak terdengar atau mmg tak terlibat lagi. Orang yg dulu hidup dalam kesederhanaan, semakin risih dgn hal2 yg murahan, dan branded oriented. Org yg dulu tangguh dlm me-manage kuliah dan pelayanan, sekarang alih-alih menjadikan pekerjaan atau kuliah sebagai... entahlah kategori yg mana dari AGHT (ancaman, gangguan, hambatan atau tantangan).
Byk alumni Kristen yg ada di sekitar kita, tp jarang sekali kelihatan dalam pelayanan.
Apa masalah utamanya ya? godaan dunia? instanisme? dasar yg rapuh? hanya berbudaya PMK? atau visi yg kacangan?Semuanya hal2 sederhana dan sepele, namun sebuah buku mencatatnya sebagai dosa yg mematikan. Yaitu: menganggap suatu dosa bukan dosa.
Salam semangat kawan2ku :) sebuah refleksi singkat dari membaca bbrp buku, salah satunya: Murid Kristus di kehidupan nyata (Richard Lamb).
Aku berdoa semoga Tuhan karuniakan kasih yang kembali menyala dan berkobar bagi-Nya sehingga gak mengeluh or alesan capek buat melayani Dia.
Dan untukmu HuNny, aku berdoa semoga Tuhan kasih kamu hati dan hikmat untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Memiliki perspektif akan kekekalan, bukan sekedar hidup untuk di dunia ini saja. Aku berdoa semoga engkau menolak ilah-ilah dunia ini, dan Tuhan sendiri yang melindungimu dari godaannya. Menjauhkanmu dari keinginan daging konsumerisme dan teman-temannya, dan terus menolongmu untuk menikmati kesederhanaan hidup kita. Sederhana tapi gak pelit, dan yang paling penting punya hati untuk menjadi berkat dan berbagi dengan orang lain. Dan satu lagi, semoga kamu kembali menemukan passionmu untuk melayani Tuhan di bidang musik dan diakonia, dan Tuhan kasih lahan yang baik buat kamu kerjakan sehingga kamu menikmati pelayananmu, orang-orang diberkati melaluimu, dan terutama Nama Tuhan dimuliakan. Tuhan pasti menolong kita untuk menjadikan Dia pusat hidup kita, yang terutama dalam hidup kita.
30-Day Husband Encouragement Challenge
Day 18
"You will show me the path of
life. In your presence is fullness of joy . . . Happy are the people whose God
is the LORD!"
"A merry heart does good like
medicine . . ."
It's hard to criticize others when
we are enjoying their company. Instead of speaking negatively to your husband
today, enjoy him! Encourage him! As you experience fullness of joy with God,
share some of that joy with your husband. Does your husband have a playful
side? A great sense of humor? Is there a "little boy" that wants to
escape from time to time, reflecting the joy in his heart? This is a wonderful
part of who he is, and a great strength. Let him know that you appreciate his
joyfulness and his playful spirit. Find opportunities to join him in positive
play times.
If your husband can sometimes be overly serious,
coax him out occasionally for some play times. It will help him relieve stress
and relax.