Ini lanjutan dari Virtuous Woman 2, mari lanjut ke ayat 13-19
Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi
rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
Kualitas Virtuous Woman yang kedua adalah RAJIN
ayat 27 Ia selalu rajin bekerja dan memperhatikan rumah tangganya.
Ayat 13 versi BIS Ia rajin mengumpulkan rami dan bulu domba, lalu sibuk bekerja menenunnya.
Ayat 19 versi BIS Benang dipintalnya dan kain ditenunnya.
Ayat 19 versi BIS Benang dipintalnya dan kain ditenunnya.
Pada jaman dahulu, para wanita yang rajin memiliki keahlian untuk memintal bulu domba menjadi kain yang kemudian ditenun menjadi pakaian (Keluaran 35: 25-26). Memintal dan menenun itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Sangat membutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk melakukannya. Saya pernah belajar membuat kain sulam dari benang wol, susaaaaah banget saat pertama kali mencobanya. Kalau tidak telaten, hasilnya akan berantakan, tidak rapi dan kadang tidak berbentuk seperti yang diharapkan.Pekerjaan ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal jaman dulu belum ada mesin, segalanya dikerjakan manual dengan tangan. Sehingga satu lembar pakaian saja membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuatnya, dan harganya pastilah sangat mahal. (Ex. Dorkas dan Lidia adalah para wanita penjual kain ungu ini cukup kaya karena penghasilannya dari penjualan kain ungu yang mahal itu). Pakaian adalah barang yang sangat vital bagi manusia karena daerah tempat bangsa Israel tinggal adalah di sekitar padang gurun yang perubahan cuacanya cukup ekstrem. Sangat panas pada siang hari dan sangat dingin saat malam. Di sana juga sangat berdebu, sehingga setiap orang sangat membutuhkan pakaian untuk melindungi dari debu, cuaca panas maupun hawa dingin. Para wanita Allah, istri yang cakap versinya Allah, akan menyediakan pakaian rangkap untuk seisi rumahnya. Ayat 21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Dia katakan seisi rumahnya berpakaian rangkap, berarti seluruh penghuni rumah termasuk para pelayannya dia perhatikan. Bukan hanya dengan pakaian seadanya, tapi pakaian rangkap untuk menghangatkan saat dingin, serta melindungi saat panas. Dia tahu pakaian adalah barang yang sangat penting, dia membuatkan yang terbaik dengan tangannya sendiri, mulai dari mencari bulu domba, kemudian memintal dan menenunnya menjadi pakaian untuk seisi rumahnya. Bayangkan berapa banyak waktu, tenaga dan kesabaran yang dia butuhkan untuk menyelesaikannya. Wanita ini sungguh luar biasa, sangat rajin.
Ayat 14 dan 15 Dari jauh ia mendatangkan makanan, seperti yang dilakukan oleh kapal-kapal pedagang. Pagi-pagi buta ia bangun untuk menyiapkan makanan bagi keluarganya, dan untuk membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya. Istri yang cakap tahu bagaimana mendelegasikan tugas kepada pelayannya. Untuk pekerjaan yang sangat penting seperti menyediakan makanan untuk keluarganya, akan dia kerjakan sendiri walaupun dia harus bangun pagi-pagi buta untuk memasak. Karena makanan adalah kebutuhan primer dan sangat berperan bagi kesehatan seluruh keluarganya. Wanita ini akan mengatur nutrisi bagi pertumbuhan anak-anaknya dengan baik. Dia sangat memperhatikan asupan gizi buat suami dan anak-anaknya. Sedangkan untuk pekerjaan yang tidak terlalu penting, mungkin seperti bersih-bersih rumah, akan dia delegasikan kepada para pelayanannya. Nasehat untuk para gadis, ayo belajar memasak :) Persiapkan diri sedini mungkin untuk menjadi istri yang cakap.
Makanan yang dihidangkan istri bukan hanya makanan jasmani, tetapi juga rohani. Seorang istri yang takut akan Tuhan HARUS setia memperlengkapi seisi rumahnya (termasuk dirinya sendiri) dengan Firman Tuhan. Makanan rohani seharusnya dihidangkan setiap pagi dalam ibadah keluarga. Wanita ini akan memperhatikan sungguh-sungguh pertumbuhan iman suami dan anak-anaknya. Menuturkan Firman Tuhan setiap saat mereka bersama, seperti yang Tuhan perintahkan dalam Ulangan 6:7 haruslah engkau mengajarkannya (Firman Tuhan) berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Ayat 16-18
Ia mencari sebidang tanah, lalu membelinya; ia mengusahakan sebuah kebun anggur dari pendapatannya.
Ia menyiapkan dirinya (secara spiritual, mental dan fisik) untuk bekerja sekuat tenaga (and makes her arms strong and firm.).
Ia tahu bahwa segala sesuatu yang dibuatnya, menguntungkan (She tastes and sees that her gain from work (with and for God) is good);
Ia bekerja sampai jauh malam (her lamp goes not out, but it burns on continually through the night (of
trouble, privation, or sorrow, warning away fear, doubt, and distrust)).
Istri yang cakap, tahu bagaimana mengelola harta suami. Dia tidak akan menghabiskan begitu saja untuk kesenangannya sendiri, tetapi dia akan mengaturnya untuk mencukupi kebutuhan seluruh keluarga bahkan ada sisa yang dapat ditabung untuk usaha yang dia inginkan. Dia penuh pertimbangan dalam mencari lahan usaha. Dia mempersiapkan dirinya dengan baik untuk bekerja menjalankan usahanya dan mengatasi tantangan-tantangan hidup di depan. Dia rajin melatih dirinya agar sehat secara rohani, emosi maupun jasmani. Latihan jasmani memang penting, bahkan sangat penting untuk menjaga tubuh kita tetap bugar dan sehat. Kita dapat jogging atau senam setiap pagi agar semakin semangat dan bergairah menjalani aktivitas seharian. Namun yang jauh lebih penting adalah latihan rohani, seperti Nasehat Paulus kepada Timotius dalam 1 Tim 4:7-8 Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Dia tahu bahwa pekerjaannya tidak sia-sia, karena itu dia rajin berusaha, pada malam hari pelitanya tidak padam. Pelita dipakai untuk menggambarkan semangat, kegigihan dan ketekunan yang terus menyala. Iman dan harapannya tidak pernah padam sekalipun hidupnya penuh perjuangan, banyak tantangan dan pergumulan.
In the natural, this may mean working extra hours and burning the candle
at night to complete a particular job. Spiritually, it means that her
light of hope, faith and determination will not go out in the souls
night of trouble, fear or discouragement. http://bibleresources.org/devotional/December-24
Wanita yang rajin akan giat memelihara dan memenuhkan kebutuhan keluarganya. Bukan hanya kebutuhan jasmani seperti pakaian dan makanan, tapi terlebih kebutuhan rohani pastinya sangat dia perhatikan. Bagaimana memperoleh kualitas Rajin? Anugerah dari Allah dan keseriusan untuk melatih diri. Hanya anugerah dari Allah saja yang menolong kita semakin sempurna, dan dalam anugerahNya, Allah menghendaki kita sungguh-sungguh melatih diri secara jasmani dan rohani untuk terus bertumbuh.
God Leads
God Leads

Tidak ada komentar:
Posting Komentar